Kamis, 05 November 2009

Sadira, Gadis kecil dalam gendongan

Sadira namanya....gadis kecil kelas SD 2 Ar Razi ditempatku mengajar. Gadis kecil yang manis dan imut. Suatu pagi aku melihatnya yang pertama kali, disudut sekolah. Sebagai guru baru aku belum begitu mengenal siswa-siswaku. Ku lihat wali kelasnya sedang menunggui sadira menangis.

Akupun mendekat, dan menawarkan bantuanku pada Pak Lucky gurunya. Dengan senang hati pak lucky menerima. Aku coba elus punggung sadira, dan menanyakan apa yang membuatnya bersedih :
” Sadira sayang....sedang sedih ?, bisa berbagi cerita dengan ibu ?” kataku dengan lembut.
Namun, bukannya berhenti menangis..tangisannya makin kencang.

Usaha kami membujuk tidak membuahkan hasil, usut punya usut ternyata..sadira bertingkah seperti ini dari kelas 1. Dia selalu menangis dipagi hari, dan berangkat ke sekolahpun harus setengah dipaksa bahkan sambil digendong. Hmmmm..... dan yang lebih unik lagi, tangisnya akan berhenti sendiri setelah kira-kira 2 jam-an. Dan sadira akan langsung bergabung dengan temannya belajar, seolah tak terjadi apa-apa. Atau menyisakan gurat sedih diwajahhnya. Dia mengikuti pelajaran seperti biasa dan tertawa. Benar saja, ketika giliran belajar bersama ku disiang harinya, sadira is nice girl.. so, ada cerita apa dibalik karakternya yang begini ?

Pak Seno, guru senior bercerita padaku... bahwa sadira dibesarkan dilingkungan yang sangat melimpah kasih sayang. Sehingga membuatnya sangat nyaman berada dirumah. Ketika akhirnya sadira harus bersosialisasi keluar, masuk dunia sekolah yang lengkap dengan dinamikanya. Sadira tak siap, dan selalu menangis jika meninggalkan rumah. Bahkan ’perpisahan’ pagi hari ketika dia diantar dan diserahkan ke sekolah, menjadi perpisahan yang sangat memilukan untuknya. Tangisannya sangat sedih........

Pernah suatu saat....ketika diantar ke sekolah pagi hari, sadira terus menangis....ketika ayahnya hendak meninggalkannya, sadira makin kencang tangisnya. Ayahpun berbalik dan bertanya :
” Sadira sayang, kenapa nak ? di sekolah ada Bapak Ibu Guru, tenanglah..” Kata Ayah mencoba menenangkan putrinya. Ayah kira sadira seperti biasa ketakutan.
Sadira menjawab sambil berlinangan air mata : ” Ayah kurang 1 kali menciumku dipipi kiri....Huaaa aaaaaa ”.

Kami yang mendengar menjadi geli.....sampai jumlah ciuman orang tuanyapun dia hitung. Dan kalau kurang....dia akan sangat sedih. Sadira...sadira...gadis unik.....sampai kapan kau mau berbagi perasaan dengan kami ? Guru-guru tercinta yang siap menjadi orangtuamu disekolah.....dan memberikan kasih sayang yang kau butuhkan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar