Senin, 09 November 2009

Ilma, Si Lembut Hati


Ilma, ketika menyebutkan namanya yang terbayang adalah sosok imut, lembut, dengan senyum keibuan. Seorang gadis kecil yang duduk di kelas 3 SD. Ilma murid yang sangat cerdas dan baik hati. Tingkah lakunya santun, tutur katanya juga sopan. Tak heran, jika banyak guru, dan teman-temannya sayang padanya.

Baru-baru ini Ilma mewakili sekolah kami dalam kompetisi matematika terbuka dari sakamoto. Lomba ini diikuti 900 an peserta dari seluruh propinsi Riau. Dengan persiapan yang sebentar, berangkatlah 7 siswa kami dengan didampingi guru matematikanya bu dini dan bu imah, serta ibu kepala sekolah bu kun. Karena sekolah kami sangat jauh dnegan lokasi lomba, maka rombongan pun menginap di pekanbaru.

Alhamdulillah Ilma menjadi pemenang harapan 1 pada lomba tersebut. Bu kun kepala sekolah kami sangat bahagia, karena ini lomba pertama yang diikuti untuk sekala propinsi. Dan ilma telah mengharumkan nama sekolah kami yang masih baru. Pihak panitia pun mengukapkan apresiasi kekaguman mereka utnuk sebuah sekolah baru, yang bsia bersaing. Bu kun pun menjawab :
” Ini adalah kerja keras didikan para gurunya......”, ungkap ibu bijak.

Yah...Ilma menjadi sosok teladan buat teman-temannya. Saya pun teringat ketika ada tugas PR TIK, dan ia yang sudah megerjakan namun terlupa tidak membawa sama dengan beberapa temannya yang lain. Saya memang tidak memberikan hukuman, namun dengan nada yang tegas mengingatkan anak-anak utnuk mebawa tugasnya pertermusn berikutnya. Saya pandang ilma....terlihat matanya ebrkaca-kaca......sangat seidh. Dia sedih menyadari dirinya ditegur, padahal selama ini dia selalu beruasaja melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.

Itulah ilma...hatinya sangat lembut......teruslah berprestasi ya nak.....! kami para guru akan senantiasa mendukungmu......

Ummi, Kakek ’di instal’ ulang saja...!




Kalau mengingat murid saya Farhan, saya jadi rindu. Farhan yang termasuk kategori anak autis. Mengikuti pembelajaran di sekolah umum, bukan sekolah khusus untuk anak autis. Saya faham kalau orang tuanya ingin agar anaknya bisa bergaul dengan teman-temannya yang normal. Untuk kategori anak autis, Farhan termasuk anak yang bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Walau tatapan matanya masih selalu tidak fokus.

Farhan anak yang sangat baik, dia tidak pernah berbuat nakal atau usil pada temannya. Dia baru akan bereaksi kalo ada dari teman-temannya berlaku tidak adil atau nakal padanya.

Seperti anak autis lainnya...yang sering melakukan segala sesuatu sesuai sistem. Farhan pun demikian. Jika ada satu rutinitas yang disukainya, maka aktivitas itu harus berulang di hari selanjutnya. Apa sih yang di sukai Farhan ? Ternyata Farhan suka sekali hal-hal yang berbau komputer. Tak heran, pelajarn TIK menjadi pelajaran favoritnya. Farhan tak pernah absen untuk mengikutinya.

Farhan juga mempunyai kebiasaan, pergi ke lab komputer sebelum pulang kerumahnya. Awalnya saya mengira, Farhan akan berbuat sesuatu dengan komputer-komputer kami, karena dia ’gemas’. Namun, yang kami lihat dia hanya berjalan berkeliling ruangan sambil memeriksa komputer ynag belum rapi dan masih menyala. Dia akan membantu saya dengan senang hati dan mematikan komputer yang tidak digunakan. Setelah memastikan kondisi lab beres, Farhan baru mau diajak pulang kerumahnya. Dan itupun kalau farhan sudah bertemu dengan kami guru TIK nya. Ketika saya tidak ada di lab, Farhan akan mencari saya sampai ketemu. Setelah ketemu...ya sudah...dia pun langsung pergi.

Farhan....mengenangmu...makin ibu rindu......

Suatu saat kami dapat kabar kalau kakek Farhan meninggal, sehingga dia tidak masuk sekolah. Esoknya, ketika disekolah, Ummi Farhan bercerita tentang Farhan ketika melihat kakeknya sudah meninggal. Farhan terus berkomentar seperti ini :
” Ummi,.....kakek di install aja lagi.....sama Bu Nisa ”, katanya dengan sungguh-sungguh.

Itulah farhan,...yang suka sekali dengan dunia IT, perkataannya pun bercampur dengan istilah komputer ketika ingin menyampaikan sesuatu. Mungkin farhan ingat...ketika komputernya mati karena rusak softwarenya, kami menginstall ulang komputernya. Waktu itu memang farhan bertanya :
” Ada apa dengan komputernya ?”, tanyanya.
Saya jawab : ” Komputernya mati nak, rusak harus diinstall dulu ya ...”

Farhan-farhan.........semoga Allah menuntunmu untuk belajar lebih banyak. Dan Kau menemukan guru yang bisa membimbingmu untuk meraih cita-citamu... walau kau Austis, tapi ibu tahu kau mampu......

Kabur Ke hutan

Pagi itu kami sibuk mempersiapkan diri, menyambut murid baru kami kelas 1 yang akan belajar TIK. Kami mempersiapkan slide dan media perkenalan yang spesial untuk murid-murid kami. Kami menggunakan ruang AVA, yang dilengkapi LCD dan tempat duduk yang kondusif.

Kelas 1 Ibnu sina masuk ke ruang dengan ceria.....kamipun tak kalah semangat menyambut mereka. Semua fokus menyimak perkenalan dengan alat multimedia....semua suka dan bersemangat. Untuk lebih mengakrabkan suasana, kami bagi siswa menjadi dua kelompok. Kelompok putra dan kelompok putri. Kelompok putra di handle oleh Pak akhsin, dan yang putri sama saya. Kamipun duduk melingkar per kelompok.

Anak-anak antusias mengikuti game perkenalan kami, sambil bernyanyi ceria. Tak ada permaslahan dari kelompok putri, anak-anak sangat manis dan tertib. Namun, tidak begitu halnya dengan kelompok putra. Ada satu anak yang sangat ’unik’, namanya Daffa. Daffa agak sulit diajak tertib dan duduk. Sehingga pak akhsin memberikan hukuman padanya untuk berdiri diluar ruang. Nampaknya, hukuman buat daffa tidak tepat. Maklum, pak akhsin mungkin hanya spontan memberikan hukumannya. Sekedar gertak sambel.....

Mendengar disuruh keluar, daffa pun langsung keluar dengan senang hati. Pak akhsin mengira, daffa akan menyadari kesalahannya. Namun....no...no...... apa yang dilakukan daffa diluar ? daffa malah berlari menuju arah hutan. Sekolah kami dipinggir hutan. Sontak saja, wali kelas yang mengamati pembelajaran jadi berlarian mengejar daffa. Jadilah kejar-kejaran begitu seru..karena daffa sangat gesit. Ibu guru wali kelasnya terligat terengah-engah, pak akhsin yang akan ikut mengejar tidak bisa meninggalkan muri-murid yang lain.

Berkat kerja keras wali kelasnya...akhirnya daffa bisa dicegah untuk sampai hutan. Ternyata, tidak selamanya hukuman itu tepat sasaran. Memang, harus difikirkan dengan betul, ketika seorang guru menjatuhkan hukuman untuk muridnya. Jangan malah menjadi senjata makan tuan he he ......

Daffa sebenarnya anak yang sangat cerdas, namun entah kenapa daffa sangat moody. Dia juga tidak bisa dipaksa untuk kut aturan,..seakan-akan dia yang paling berhak akan dirinya sendiri. Dia yang akan memutuskan mau belajar / tidak.... walau sikapnya sering membuat para guru kelimpungan, karena tidak berhasil mengajak daffa ikut kelasnya untuk belajar. Pun demikian di IT, karena pernah dihukum...Daffa jadi tidak mau belajar IT. Dia pun hanya berlalu lalang didepan Lab. Kalau kami ajak dia tak mau. Dua kali pertemuan IT terlewatkan. Dan kami tak ingin menyerah untuk membujuknya. Dengan metode kelembutan dan diskusi...kami mencoba memberikan ruang pengharagaan untuknya. Kami minta daffa memimpin barisan sebelum masuk lab. Dengan senang hati diapun menurut.

Didalam pun ketika proses belajar... kami tak terlalu memaksakan daffa untuk setertib temen yg lain. Cukuplah untuk sementara daffa mau tetap di kelas. Pelan-pelan kami ajak ngobrol..... kami tempatkan dia sebagai contoh ketertiban. Alhamdulillah dia suka.

Sekarang, kami tidak pernah kehilangan daffa lagi karena ’kabur’ kehutan. Walau terkadang sikap moody nya masih muncul, namun daffa tetap mau belajar. Itu yang terpenting. Semoga ....kami bisa menjadi guru yang baik buat daffa. Yang mengerti apa yang sedang dia inginkan..dan bagaimana mengajar dengan membuat daffa nyaman dan betah. Dan memang....kami harus kreatif untuk mengajar, karena kalo tidak...daffa akan mulai ’iseng’ lagi dan bisa-bisa kabuuuur...... he he he

Thanks daffa...darimu kami belajar......!

Kamis, 05 November 2009

Sadira, Gadis kecil dalam gendongan

Sadira namanya....gadis kecil kelas SD 2 Ar Razi ditempatku mengajar. Gadis kecil yang manis dan imut. Suatu pagi aku melihatnya yang pertama kali, disudut sekolah. Sebagai guru baru aku belum begitu mengenal siswa-siswaku. Ku lihat wali kelasnya sedang menunggui sadira menangis.

Akupun mendekat, dan menawarkan bantuanku pada Pak Lucky gurunya. Dengan senang hati pak lucky menerima. Aku coba elus punggung sadira, dan menanyakan apa yang membuatnya bersedih :
” Sadira sayang....sedang sedih ?, bisa berbagi cerita dengan ibu ?” kataku dengan lembut.
Namun, bukannya berhenti menangis..tangisannya makin kencang.

Usaha kami membujuk tidak membuahkan hasil, usut punya usut ternyata..sadira bertingkah seperti ini dari kelas 1. Dia selalu menangis dipagi hari, dan berangkat ke sekolahpun harus setengah dipaksa bahkan sambil digendong. Hmmmm..... dan yang lebih unik lagi, tangisnya akan berhenti sendiri setelah kira-kira 2 jam-an. Dan sadira akan langsung bergabung dengan temannya belajar, seolah tak terjadi apa-apa. Atau menyisakan gurat sedih diwajahhnya. Dia mengikuti pelajaran seperti biasa dan tertawa. Benar saja, ketika giliran belajar bersama ku disiang harinya, sadira is nice girl.. so, ada cerita apa dibalik karakternya yang begini ?

Pak Seno, guru senior bercerita padaku... bahwa sadira dibesarkan dilingkungan yang sangat melimpah kasih sayang. Sehingga membuatnya sangat nyaman berada dirumah. Ketika akhirnya sadira harus bersosialisasi keluar, masuk dunia sekolah yang lengkap dengan dinamikanya. Sadira tak siap, dan selalu menangis jika meninggalkan rumah. Bahkan ’perpisahan’ pagi hari ketika dia diantar dan diserahkan ke sekolah, menjadi perpisahan yang sangat memilukan untuknya. Tangisannya sangat sedih........

Pernah suatu saat....ketika diantar ke sekolah pagi hari, sadira terus menangis....ketika ayahnya hendak meninggalkannya, sadira makin kencang tangisnya. Ayahpun berbalik dan bertanya :
” Sadira sayang, kenapa nak ? di sekolah ada Bapak Ibu Guru, tenanglah..” Kata Ayah mencoba menenangkan putrinya. Ayah kira sadira seperti biasa ketakutan.
Sadira menjawab sambil berlinangan air mata : ” Ayah kurang 1 kali menciumku dipipi kiri....Huaaa aaaaaa ”.

Kami yang mendengar menjadi geli.....sampai jumlah ciuman orang tuanyapun dia hitung. Dan kalau kurang....dia akan sangat sedih. Sadira...sadira...gadis unik.....sampai kapan kau mau berbagi perasaan dengan kami ? Guru-guru tercinta yang siap menjadi orangtuamu disekolah.....dan memberikan kasih sayang yang kau butuhkan.....

Menjadi Inspiring Teacher


Mengajar ....selalu menyegarkan....berinteraksi dengan siswa membuat hari lebih bermakna. Banyak kisah yang akan selalu hadir....dalam proses belajar mengajar

Dari siswa kita bisa belajar.....bagaimana menjadi guru yang bisa memberikan yang terbaik, menjadi seorang guru yang bisa meng-inspirasi mereka untuk menjadi jiwa sukses dengan akhalul karimah.........kesantuanan dan intelektualitas terpadu menjadikan anak-anak yang penuh inspirasi dan semangat untuk MAJU......

Hanya guru yang mau belajar...dan terus belajar...yang akan mempunyai tempat dihati para siswa...

Ada banyak kisah yang bisa kita tulis....semoga..menjadi kisah yang penuh hikmah.....

Get.....inspire's teacher.....!

Siak, 20 5 Nov 09