Senin, 09 November 2009

Kabur Ke hutan

Pagi itu kami sibuk mempersiapkan diri, menyambut murid baru kami kelas 1 yang akan belajar TIK. Kami mempersiapkan slide dan media perkenalan yang spesial untuk murid-murid kami. Kami menggunakan ruang AVA, yang dilengkapi LCD dan tempat duduk yang kondusif.

Kelas 1 Ibnu sina masuk ke ruang dengan ceria.....kamipun tak kalah semangat menyambut mereka. Semua fokus menyimak perkenalan dengan alat multimedia....semua suka dan bersemangat. Untuk lebih mengakrabkan suasana, kami bagi siswa menjadi dua kelompok. Kelompok putra dan kelompok putri. Kelompok putra di handle oleh Pak akhsin, dan yang putri sama saya. Kamipun duduk melingkar per kelompok.

Anak-anak antusias mengikuti game perkenalan kami, sambil bernyanyi ceria. Tak ada permaslahan dari kelompok putri, anak-anak sangat manis dan tertib. Namun, tidak begitu halnya dengan kelompok putra. Ada satu anak yang sangat ’unik’, namanya Daffa. Daffa agak sulit diajak tertib dan duduk. Sehingga pak akhsin memberikan hukuman padanya untuk berdiri diluar ruang. Nampaknya, hukuman buat daffa tidak tepat. Maklum, pak akhsin mungkin hanya spontan memberikan hukumannya. Sekedar gertak sambel.....

Mendengar disuruh keluar, daffa pun langsung keluar dengan senang hati. Pak akhsin mengira, daffa akan menyadari kesalahannya. Namun....no...no...... apa yang dilakukan daffa diluar ? daffa malah berlari menuju arah hutan. Sekolah kami dipinggir hutan. Sontak saja, wali kelas yang mengamati pembelajaran jadi berlarian mengejar daffa. Jadilah kejar-kejaran begitu seru..karena daffa sangat gesit. Ibu guru wali kelasnya terligat terengah-engah, pak akhsin yang akan ikut mengejar tidak bisa meninggalkan muri-murid yang lain.

Berkat kerja keras wali kelasnya...akhirnya daffa bisa dicegah untuk sampai hutan. Ternyata, tidak selamanya hukuman itu tepat sasaran. Memang, harus difikirkan dengan betul, ketika seorang guru menjatuhkan hukuman untuk muridnya. Jangan malah menjadi senjata makan tuan he he ......

Daffa sebenarnya anak yang sangat cerdas, namun entah kenapa daffa sangat moody. Dia juga tidak bisa dipaksa untuk kut aturan,..seakan-akan dia yang paling berhak akan dirinya sendiri. Dia yang akan memutuskan mau belajar / tidak.... walau sikapnya sering membuat para guru kelimpungan, karena tidak berhasil mengajak daffa ikut kelasnya untuk belajar. Pun demikian di IT, karena pernah dihukum...Daffa jadi tidak mau belajar IT. Dia pun hanya berlalu lalang didepan Lab. Kalau kami ajak dia tak mau. Dua kali pertemuan IT terlewatkan. Dan kami tak ingin menyerah untuk membujuknya. Dengan metode kelembutan dan diskusi...kami mencoba memberikan ruang pengharagaan untuknya. Kami minta daffa memimpin barisan sebelum masuk lab. Dengan senang hati diapun menurut.

Didalam pun ketika proses belajar... kami tak terlalu memaksakan daffa untuk setertib temen yg lain. Cukuplah untuk sementara daffa mau tetap di kelas. Pelan-pelan kami ajak ngobrol..... kami tempatkan dia sebagai contoh ketertiban. Alhamdulillah dia suka.

Sekarang, kami tidak pernah kehilangan daffa lagi karena ’kabur’ kehutan. Walau terkadang sikap moody nya masih muncul, namun daffa tetap mau belajar. Itu yang terpenting. Semoga ....kami bisa menjadi guru yang baik buat daffa. Yang mengerti apa yang sedang dia inginkan..dan bagaimana mengajar dengan membuat daffa nyaman dan betah. Dan memang....kami harus kreatif untuk mengajar, karena kalo tidak...daffa akan mulai ’iseng’ lagi dan bisa-bisa kabuuuur...... he he he

Thanks daffa...darimu kami belajar......!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar